Usai menunaikan Sholat Idul Adha, hari ini hingga tiga hari ke depan umat Islam beramai-ramai melakukan penyembelihan hewan qurban. Ibadah qurban salah satunya mengajarkan kita untuk ikhlas melepas, sebagaimana dijelaskan Ustadz Tifatul Sembiring usai mengisi khotbah Idul Adha di Depok, Jumat (6/6).
Penafian: Qurban, penulisan dalam KBBI “Kurban” tapi karena berasal dari kata قُرْبَانٌ yang menggunakan huruf ق bukan ك maka Rumah Simbah lebih cenderung menggunakan kata “Qurban” yang lebih dekat dengan sumber serapannya.
Depok, Jawa Barat (Rumah Simbah)-Qurban adalah prosesi ibadah yang mengajarkan kita untuk ikhlas melepas. Melepas sebagian harta yang telah kita cari dengan jerih payah dan akhirnya (seolah) kita miliki, untuk berbagi.
Meski sejatinya, kita tidak pernah memiliki apa-apa karena Alloh jualah sang pemberi rezeki, sehingga harusnya tak pantas untuk merasa sayang untuk berbagi.
Sementara secara vertikal, berqurban merupakan manifestasi kecintaan kita pada Ilahi, karena cinta butuh pengorbanan maka berqurban sebagai salah satu simbol cinta kepada Yang Maha Kuasa, sekaligus sayang terhadap sesama.
Mengenai makna dan esensi ibadah qurban yang dicontohkan Nabi Ibrahim dan putranya Ismail AS, Ustadz Tifatul Sembiring usai menyampaikan khotbah Idul Adha di Masjid Al Huda Tugu, Cimanggis, Depok menuturkan:
“Sebagaimana kata Rasululloh SAW daging dan bulu qurban itu tidak sampai membawa sesuatu kepada kita akan tetapi pahalanya, jiwa pengorbanannya yang disyariatkan”.
Menurutnya, bersedekah itu membawa bahagia, jadi manakala kita bersedekah dan berqurban pada saudara-saudara kita yang kesulitan, simbolnya seekor domba atau kambing atau satu bagian dari tujuh untuk seekor lembu.
“Itu sebenarnya cerminan dari pengorbanan bahwa cinta kita kepada Alloh, pada Rosul, pada Islam kita harus berqurban,” kata anggota DPR RI itu.
Menteri Komunikasi dan Informatika periode 2009-2014 itu mengingatkan bahwa pada saatnya nanti kita akan berpisah dengan dunia ini dan akan meninggalkan semuanya. Karenanya, ia mengajak supaya hati kita tidak terlalu terikat pada harta benda yang kita miliki.
Dalam konteks berbagi, Hari Raya Qurban menjadi momen berbagi protein hewani, yang mungkin bagi sebagian saudara-saudara kita merupakan bahan pangan yang dirasa mahal.
Berdasarkan data yang kami himpun dari berbagai sumber, konsumsi daging di Indonesia terutama daging sapi masih di bawah rata-rata dunia.
Rata-rata konsumsi daging sapi per kapita di Indonesia hanya sekitar 2,66 kg per tahun, sedangkan rata-rata dunia adalah 6,4 kg per tahun.
Sementara, konsumsi daging domba hanya di angka 0,4 kg per kapita per tahun, di bawah rata-rata dunia 1,3 kg per kapita per tahun.
Maka perayaan Idul Adha berikut tiga hari tasyrik, bisa jadi merupakan hari perbaikan gizi bagi mereka kaum papa.(Rieka)


