Dari udara hingga samudra, tersirat kebesaran Sang Pencipta

Perjalanan bukan sekadar pindah tempat, tapi kesempatan membaca tanda-tanda kebesaran-Nya. Dari jendela pesawat hingga ombak Padangbai, perjalanan _liburan ke Bali_ ini mengajarkan arti syukur dan mengingatkan betapa kecilnya kita dibanding bentang semesta raya.  Inilah video reflektif dari gambar perjalanan Jakarta – Bali.

Rekreasi di Bali (9/selesai)

Jakarta – Bali, (Rumah Simbah)-Perjalanan itu kadang seperti kitab terbuka. Dari udara, darat, hingga samudra, ada pelajaran yang bisa kita baca… asal kita mau merenung. Tapi tenang, ini bukan kuliah filsafat, kita tetap bisa senyum-senyum di jalan.

Di pesawat (penerbangan ke Pulau Dewata), dari balik jendela, langit tampak luas tak bertepi. Awan-awan putih berarak, seperti kapas raksasa yang ditaburkan. Saat itu kita merasa kecil sekali, seolah hanya sebutir debu di jagat raya.

Dan di situlah biasanya muncul refleksi: betapa Maha Besar Sang Pencipta.

Meski ya… kalau turbulensi datang, refleksi biasanya berubah jadi doa panjang sambil pegangan kursi erat-erat.

Turun ke jalanan Bali, kita berjumpa dengan wajah-wajah manusia: pengendara motor yang lincah meliuk, pedagang yang ramah, turis yang cuek dengan papan jalan. Dari situ kita belajar bahwa bumi ini tidak hanya luas secara geografis, tapi juga dalam ragam perilaku penghuninya.

Dan adakalanya GPS jadi ujian kesabaran—arah kiri dibilang kanan, jalan lurus ternyata buntu.

Saat perahu melaju di Padangbai, samudra biru membentang, luas dan dalam. Ombak berkejaran, kadang tenang, kadang mengguncang. Laut seakan mengingatkan kita bahwa hidup pun begitu: ada masa damai, ada masa badai.

Dari udara hingga samudra, kita belajar satu hal: di balik semua pemandangan yang menakjubkan, ada kebesaran Sang Pencipta.

Setiap perjalanan adalah undangan untuk bersyukur—meski di dalamnya tetap terselip momen kocak, entah karena GPS yang menyesatkan, ombak bikin celana basah, atau kopi di bandara lebih mahal dari nasi campur.

Tapi justru di situlah indahnya perjalanan: campuran antara renungan dan tawa, yang kelak jadi kisah berharga dalam hidup kita.(Red)

Ke angkasa menyaksikan keagungan Yang Maha Kuasa. (Rumah Simbah/Zee)
Setiap kita adalah musafir, selalu dalam perjalanan. (Rumah Simbah/Zee)
Yang kita jumpai di jalan adalah pengalaman dan pelajaran. (Rumah Simbah/Zee)

Leave a Reply