Di mana-mana ada saja yang meminta-minta

Sedikit saja kalian beredar ke luaran sana, akan menjumpai banyak peminta-minta dalam berbagai modus. Apakah di lampu merah lalu lintas, jalan dalam perbaikan, tikungan menuju lokasi wisata, hingga sumbangan pembangunan rumah ibadah. Apakah sebegitu nistanya mental masyarakat kita?

Bogor, Jabar (Rumah Simbah)-Bukan karena miskin atau hidup kekurangan, perilaku meminta-minta hanya persoalan mental dan ketiadaan harga diri. Mental tangan di bawah dan menengadah, serta menyukai cara mudah untuk mendapatkan sesuatu (uang).

Meminta-minta tanpa memberikan jasa yang dibutuhkan orang lain, tak ubahnya mengemis. Karena uang yang dia dapatkan bukan merupakan imbalan dari pekerjaan yang dilakukan, melainkan diberi secara cuma-cuma atau atas suatu pekerjaan yang percuma.

Semisal, jasa “pak ogah” yang mengatur lalu-lintas di persimpangan padat tentu dibutuhkan oleh para pengendara mobil, sehingga pengendara akan rela memberikan uang sebagai imbalan. Tapi jalanan yang tidak ada kendala dan tidak membutuhkan pengaturan, jangan juga digunakan sebagai tempat beraksi “pak ogah” di sana.

Pada bagian lain, kadang sedang ada perbaikan jalan di tengah permukiman penduduk tiba-tiba bermunculan warga setempat yang mengambil untung dengan menadahkan kardus untuk meminta sumbangan. Pertanyaannya, sumbangan atas dan untuk apa? Bukankah pemerintah yang membiayai perbaikan jalan itu.

Pungutan atau permintaan sumbangan yang tidak jelas “dalam rangka” dan peruntukannya akan menimbulkan gerutu para sasaran.

Sebenarnya masyarakat kita terkenal dermawan tapi tidak juga untuk dimanfaatkan. Bagaimanapun, hanya orang yang “berkeringat” yang pantas memperoleh upah.

Mungkin kalian sering mendapati tukang parkir di halaman mini market? Ketika pengunjung datang mereka tidak tampak batang hidungnya, namun saat pengunjung pulang tiba-tiba muncul. Hal sepele yang menyebalkan, karena kita seperti dipalak.

Padahal kalau mereka bersiaga mengatur masuk dan keluar kendaraan, melakukan hal-hal kecil yang membantu pengunjung, pasti kita dengan senang hati memberi imbalan yang pantas bahkan lebih.

Aksi lain meminta-minta di jalan yang lumayan merisaukan seperti penggalangan dana untuk pembangunan rumah ibadah yang dilakukan dengan mengganggu lalu lintas. Memasang pembatas jalan dan menerjunkan sejumlah orang untuk menghadang para pelintas jalan.

Tujuan membangun rumah ibadah adalah mulia, semestinya penggalangan donasi dilakukan dengan cara terhormat dan bermartabat, agar tidak menjatuhkan reputasi agama.(Siz)

Memanfaatkan anggota keluarga yang tidak berdaya untuk mengundang iba. (Rumah Simbah/Zee)
Manusia silver yang banyak beraksi di “lampu merah”.(Rumah Simbah/Zee)
Sedikit tikungan menjadi panggung bagi peminta-minta.(Rumah Simbah/Zee)
Meminta sumbangan dengan menghadang pengendara di tengah jalan. (Rumah Simbah/Zee)

Leave a Reply