Durian, si raja buah itu mau dimakan dengan cara apa saja rasanya tak pernah kehilangan wibawa. Apakah dimakan berupa buah begitu saja atau diolah menjadi penganan atau sekadar menjadi pugasan pemercantik makanan.
Tapi dasar si raja buah, meski sedang berperan sebagai pugasan belaka, tetap saja rasanya mendominasi, layaknya pemain utama.
Kemarin saat mampir ke Pizza Hut Ristorante di Pondok Indah, Jakarta Selatan betapa girang hatiku karena di sana sedang ada sajian pizza modifikasi berjuluk “Seriously Musangking”. Dan tak bisa disangkal bagaimana durian berpadu dengan lelehan mozzarella membangun suatu kelezatan makin sempurna.
Sayang, resto itu lokasinya lumayan jauh dari rumah. Walau begitu, sajian durian bisa juga kita hadirkan di rumah dalam ragam rupa.
Ketika sedang memiliki buah durian di rumah, bukankah teramat sederhana bila dimakan begitu saja tanpa dibikin beberapa varian turunannya. Walau ada juga mereka penggemar fanatik durian merasa tak terima bila buah itu diperlakukan macam-macam.
Tapi aku termasuk golongan pertama yang suka memodifikasi buah durian, selain memakan buahnya juga terlebih dulu.
Bahkan kudapan ala Thailand yang kesohor itu, Mango Sticky Rice, kadang-kadang vla-nya kubikin dari durian, dan _menurutku_ rasanya lebih nendang.
Tak berhenti di situ, buah durian kubikin pula menjadi tempoyak lalu dibuat baluran pepes ikan mas, sebuah proses yang agak kompleks. Namun saat mencecap lezatnya pepes ikan mas bumbu tempoyak, dipastikan tak bakal menyesal telah merepotkan diri memproses makanan sedemikian panjang.
Bagaimanapun, proses merupakan bagian seni dalam memasak, dan makan tanpa melalui dan mengetahui prosesnya terasa seperti menjadi manusia pemakan belaka.(Lul)