Kala gigi sakit kita perlu mengeluarkan biaya untuk pengobatannya, belum termasuk tenaga dan waktu untuk pergi berobat, juga rasa nyeri yang menyiksa dan mengganggu produktivitas. Padahal dengan langkah perawatan yang benar, sakit gigi bisa dicegah, seperti yang dikemukakan drg. Nani Khairany dari Puskesmas Menteng, Jakarta Pusat, berikut ini:
Menteng, Jakarta (Rumah Simbah)-Saat sakit gigi mendera, dunia serasa mau runtuh oleh sebab rasa nyeri tiada terkira. Ketika itulah kita baru tergopoh-gopoh pergi ke dokter gigi.
Padahal menurut drg. Nani Khairany yang berdinas di Puskesmas Menteng, Jakarta Pusat, timbulnya sakit gigi seperti gigi berlubang prosesnya bisa bertahun-tahun. Sehingga bila masyarakat rutin periksa gigi minimal enam bulan sekali, potensi kerusakan gigi dapat terdeteksi dan diatasi sedari dini.
Sedangkan untuk perawatan harian, dia menyarankan:
“Sikat gigi minimal dua kali dalam sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum berangkat tidur. Sikat gigi pelan-pelan, jangan buru-buru, dan menyeluruh,” terang dokter Nani.
Sikat gigi minimal 30 menit setelah makan, karena bila usai makan langsung sikat gigi, proses mekanik menggosok gigi akan merusak email gigi. Hal itu seperti dijelaskan drg. Ratna Indrati, Sp. Ort. pemilik klinik Dental Aesthetica di Depok.
Dokter Ratna juga mengingatkan mengenai penggunaan obat kumur yang sebaiknya digunakan sesekali saja. Penggunaan obat kumur yang terus-menerus, menurutnya dapat membunuh bakteri jahat dan baik sekaligus yang terdapat dalam mulut.
Sementara untuk pembersihan sela-sela gigi, kedua dokter tersebut merekomendasikan penggunaan benang gigi, agar aman tidak melukai gusi.
Selebihnya, konsumsi makanan yang mengandung sari kedelai dapat mendukung kesehatan gusi sebagai penopang gigi. Begitupun buah-buahan yang banyak mengandung vitamin A bagus untuk kesehatan jaringan lunak.(Siz)
