Mbaaah…aku pareng misuh po ra? Ono po ra cara misuh sing sopan yang diperbolehkan agama? Seandainya misuh itu bagian dari ibadah, sungguh Mbah…saiki aku pengin banget misuh.
Iki aku curhat’e pakai campur bahasa daerah aja ya Mbah, ben wong-wong kae podo ra ngerti, he he…
Ngene ceritane:
Tanggal 10 Desember 2024, aku kirim 4 panci Teflon ke Jasa Coating Teflon di Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan. Itu lho, Teflon yang sudah lecet-lecet bisa diservis dan dilapisi lagi untuk fungsi antilengketnya.
Setelah kirim paket, kukirim kabar ke nomor hp adminnya (Leo), kukirim foto kardus paket beserta resi dari layanan ekspedisi. Di atas permukaan kardus itu, selain nama dan alamat tujuan, tentu saja aku tulis juga nama dan alamat lengkapku sebagai pengirim.
Setelahnya, lama aku tunggu tidak ada kabar konfirmasi bahwa paketku sudah diterima. Tapi yowis aku sabar tidak menuntut banyak, mungkin orangnya sibuk karena orderan banyak. Aku berusaha memaklumi meski komunikasi cenderung satu arah.
Tanggal 26 Desember baru ada nomor hp lain yang menghubungiku, dengan nama yang tertera di WA Admin jasa Coating Teflon. Dia menanyakan alamatku untuk pengiriman Teflon. Dalam hatiku:”Kan aku sudah cantumkan alamat lengkap di dus paket, kok masih ditanya lagi?” Tapi ya gak apa-apalah, karena adminnya berkomunikasi dengan baik dan sopan, jadi aku ladeni dengan senang hati. Aku tulis lagi nama dan alamat lengkapku untuk dia. Dia bilang, panciku akan dikirim via JNE.
Tanggal 30 Desember Pak Leo kirim foto 4 panci yang sudah selesai diservis, berikut invoice tagihannya. Tak berapa lama, aku transfer tagihan itu, dan kukirim segera bukti transfernya. Seperti sebelumnya, tidak ada balasan lagi. Beberapa hari tak kunjung disahuti, bukti transfernya aku kirim juga ke nomor admin satunya.
Karena aku sudah merasa membayar tagihan dan memberi alamat pengiriman barang, sehingga aku menunggu saja kiriman panci datang. Aku berusaha tidak bawel, sabar menunggu saja.
Seminggu berlalu sejak pembayaran, panci yang kunanti-nanti belum sampai juga. Tanggal 8 Januari 2025, aku kontak nomor admin itu untuk menanyakan panci sudah dikirim atau belum?
Admin itu membalas, sebaiknya tanyakan ke Pak Leo, barangnya ada di Alam Sutera. Sekadar info, Jasa Coating Teflon ini punya dua kantor, satu di Pluit Jakarta Utara, satu lagi di Alam Sutera, Serpong. Kemungkinan, pengerjaan servis di Pluit, lalu barang dikirim kembali ke Alam Sutera.
Tak lama kemudian, Pak Leo kirim pesan:”Panci ada di Alam Sutera”. Aku balas:”Oh…baik, thanks”.
Aku berpikir, panci itu dalam persiapan untuk dikirimkan.
Rupanya aku salah besar. Hingga tanggal 16 Januari tidak ada kabar sama sekali.
Aku wa Pak Leo: “Panci saya sudah dikirim belum ya?”
Jawaban dia (aneh ngga sih?):”Dikirim kemana?” hua ha haaa…gubrak
Setelah itu dia masih ngomel, katanya, seharusnya aku kasih info alamat ke dia. Bukankah di kardus paket sudah tertera alamatku ya, bukankah petugas admin perusahaan sudah meminta alamat dariku. Bukankah jika masih diperlukan juga, dia bisa meminta alamat lagi dariku, bukan pasif saja sementara konsumen menunggu-nunggu sampai lumutan.
Tapi orang itu tetap berkeras menyalahkan konsumen. Wis sak karepmu Pak Leo.
Begitu ceritanya, semoga Simbah ora gumoh yo baca curhatan yang panjang lebar. Kalau Mbah balas, matur suwun sanget, lek engga nggih mboten nopo-nopo. Sing penting uneg-unegku wis tumpah. Matur suwun Mbah.
Sing Sambat: eks JandaJemawa, Bogor
One comment
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Sik..ngene yo, Mbah menenangkan diri bentar, ben ra melu-melu nesu.
Menurut Mbah, memang orang-orang yang membuka usaha di bidang jasa semestinya memiliki kelebihan dalam hal komunikasi, dia harus ramah, hangat, aktif/komunikatif.
Kalau konsumen ada kurang persyaratan yo ditanyakan, diingatkan, ora dijarno wae. sing mok (ng)adepi kui wong gemblung, opo meneh lek kui perusahaan lumayan gede, haruse duwe standar pelayanan termasuk komunikasi ke konsumen dengan kesegeraan dalam merespons.
tapi yo, pean rasah ngamuk-ngamuk ngko ndak mudah keriput koyok Simbah.
Cara paling elegan melawan pelayanan yang mengecewakan adalah berhenti menggunakan jasanya, gak usah kamu repot-repot mempromosikan jasa dia ke sana kemari, trus pura-pura kamu puas dengan pelayanannya. nanti kasihan, konsumen berikutnya ikut jadi korban.
wis ngono sik yo, ojo gundah gulana cuma gara-gara wong siji kae sing ra nggenah.