Dokter gigi, barangkali salah satu dokter yang banyak orang takuti sehingga kunjungan ke klinik gigi hanya dilakukan ketika ada keluhan. Tapi beda cerita, jika seorang dokter bekerja dengan hati dan penuh empati, mungkin kalian ingin sering-sering datang padanya. drg. Nani Khairany yang berdinas di Puskesmas Menteng, misalnya. Cerita tentangnya tersaji dalam video berikut:
Menteng, Jakarta (Rumah Simbah)-Di kota-kota besar mungkin tak akan kekurangan jumlah dokter gigi yang berpraktik, akan tetapi mencari dokter gigi yang membuat nyaman kita berobat, itu tidak mudah. Karena tidak banyak dokter _termsuk dokter gigi_ yang benar-benar bekerja dengan hati dan memiliki empati tinggi terhadap apa yang dirasakan dan ditakutkan pasien.
Kalau di klinik-klinik bagus yang berbiaya mahal pastinya dokter akan memperlakukan pasien dengan amat baik, karena telah “membeli” pelayanan itu dengan harga tinggi.
Sementara di Rumah Sakit Umum atau Puskesmas di daerah yang kebanyakan pasien menggunakan fasilitas kartu BPJS, sering dipergunjingkan dengan isu pelayanan yang kurang menyenangkan.
Sehingga ketika ada Puskesmas dengan pelayanan bagus dan dokter menangani pasien BPJS dengan amat baik, tentu perlu diapresiasi. Karena meski melayani dengan hati itu sudah semestinya dilakukan para abdi masyarakat, namun nyatanya tak banyak yang menunaikannya sepenuh hati.
Di Puskesmas Kecamatan Menteng, yang sering dijuluki “Puskesmas rasa RS” karena pelayanannya sebaik di rumah sakit, kita dapat temukan dokter gigi favorit banyak pasien. Dialah drg. Nani Khairany yang pernah meraih predikat Tenaga Kesehatan Teladan di Jakarta Pusat beberapa tahun lalu.
Dokter Nani selalu mengawali perjumpaan bersama pasiennya dengan mengobrol ringan untuk mencairkan suasana agar pasien tidak tegang dalam menghadapi prosedur pemeriksaan dan pengobatan.
Kelembutan dan kesabarannya yang luar biasa mampu meruntuhkan rasa takut pasien. Umumnya pasien dokter gigi merasa nyeri dengan penggunaan berbagai peralatan yang menimbulkan bunyi menderit dan melengking. Saat peralatan itu memasuki rongga mulut dan mendesing di telinga, dokter Nani kadang berupaya menghibur pasien sambil bercerita atau bersenandung, untuk mengalihkan perasaan stres mereka.
Rupanya dia menerapkan metode hypnodental, semacam terapi dengan cara komunikasi supaya pasien merasa rileks.
Bahkan di kala menghadapi pasien yang sikapnya menguji kesabaran pun, dokter yang pernah menjabat Kepala Puskesmas Kebon Sirih ini masih saja berusaha tersenyum.
Bagaimana bisa seorang manusia mampu memiliki kesabaran seluas samudera? Itu karena dalam menunaikan tugas, dokter Nani mendedikasikan diri untuk Tuhan semata. Sehingga baginya tak masalah manakala orang tak membalas kebaikannya, karena ia hanya mengharap ridho dari-NYA.(Siz)


