Jamu seduh yang diperas dari parutan rempah-rempah segar tentu terasa istimewa karena yang umum beredar sudah dalam bentuk ekstrak atau instan. Jika tidak ingin repot membuatnya, pedagang jamu seduh dengan rempah segar ini bisa ditemukan di acara Car Free Day di South City, Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Tangsel, Banten (Rumah Simbah)-Gaya hidup sehat semakin menggejala di tengah masyarakat, karenanya hal-hal yang berbau herbal dan organik banyak diburu orang, termasuk produk jamu.
Jamu dalam berbagai rupa dan kemasan banyak beredar di pasaran, terutama kemasan praktis tinggal seduh atau jamu segar dalam botol tinggal minum, pun jamu gendong yang lazim dijajakan para mbok-mbok jamu.
Di luar itu semua, kalau ada pedagang jamu yang menawarkan pembuatan langsung di depan konsumen dengan meracik rempah-rempah segar, tentu lebih menarik minat banyak orang.
Selain proses pembuatannya yang dapat dilihat langsung, sehingga pembeli dapat memastikan higienitas, juga bahan rempah-rempah segar yang dipajang lebih meyakinkan akan khasiat jamu yang dibuat.
Pedagang jamu yang meracik langsung rempah-rempah segar di depan konsumen seperti ini memang agak langka, jadi ketika kita menemukannya terasa istimewa.
Seperti pedagang jamu seduh yang ada di antara deretan stand kuliner pada acara Car Free Day di kawasan South City, Pondok Cabe, Tangerang Selatan tiap Minggu pagi.
Tak heran bila pedagang jamu ramu dadakan ini banyak dikerubuti pembeli. Pedagangnya namanya Suryo, ditemani anggota keluarga mereka meracik jamu dari rempah segar seperti kencur, kunyit, jahe, temulawak dan segala macam rempah.
Tersedia daftar menu yang menawarkan jamu untuk berbagai jenis penyakit, semisal asam lambung, asam urat, amandel, batu empedu, pemulihan TBC dan masih banyak lagi. Di luar menu, pembeli boleh memesan jamu tertentu sesuai kebutuhan.
Harga per gelas jamu yang rempahnya diparut dan diseduh dengan air panas itu dibanderol Rp15.000,- saja. Konsumen sudah bisa menyeruput jamu segar tanpa repot membuat sendiri dan belepotan.(Zee)
