Swasembada bumbu dapur itu perlu

Aneka bumbu dapur yang ditanam di pekarangan rumah. (Rumah Simbah/Maylo)

Kalian ada yang dijuluki “si tangan panas”? Ayo lawan anggapan itu dengan rajin bercocok tanam. Selain baik untuk kesehatan mental, berkebun akan membuahkan bonus hasil panen yang segar, seperti terlihat dalam video berikut…

Bumbu dapur memang tersedia di mana-mana, apakah di warung sayur, pedagang keliling atau di pasar. Harganya pun tak mahal, tapi biasanya bumbu dapur sudah diracik sepaket dalam plastik yang berisi daun salam, daun jeruk, sereh, lengkuas, jahe, kunyit dan lain-lain.

Ketika kita hanya membutuhkan salah satu atau dua di antaranya dan sisanya tidak digunakan maka akan layu dan kemudian mubadzir.

Berbeda halnya bila menanam sendiri di pekarangan rumah, kita hanya akan memetik atau mengambil seperlunya, sisanya bakal terus tumbuh dan makin berkembang. Bumbu dapur yang segar pun kita dapatkan setiap saat.

Bagi yang sibuk dan belum terbiasa menjamah tanah di sekitaran rumah, mungkin perlu sedikit nawaitu dan pemahaman bahwa mengakrabi bumi itu menyehatkan.

Mulai dari proses menyemai benih, menanam dan merawatnya itu bakal melibatkan rasa. Rasa penasaran tatkala benih mulai berkecambah, rasa senang manakala tanaman perlahan bertumbuh, lantas berkembang jadi gembira jika tanaman telah bisa dipetik atau dipanen.  

Perjalanannya memang agak panjang, namun di setiap tahapan akan menghadiahkan kesenangan. Jadi tidak ada ruginya untuk dilakoni. Bercengkeramalah dengan tanah sehingga kelak ketika kita kembali ke tanah tak lagi merasa asing.(Zee)

Daun jeruk purut, aroma khasnya menjadi penawar amis masakan ikan dan daging. (Rumah Simbah/Zee)
Belimbing wuluh, si masam yang menyegarkan masakan ikan.
Jeruk limau, teman setia aneka jenis sambal.

Leave a Reply