Jangan kalah ramah sama robot (bag. 1)

Kehangatan komunikasi dalam keluarga dapat diciptakan seraya wisata di alam terbuka. (Rumah Simbah/Siz)

Kesibukan orang di era industri 5.0 kerap membuat kualitas komunikasi antarmanusia menjadi ala kadarnya. Padahal kehangatan komunikasi dapat menimbulkan rasa bahagia.
Nyatanya, banyak orang merasa kesepian karena tak memperoleh sentuhan komunikasi yang berempati. Di sejumlah negara maju, orang-orang yang kesepian lebih nyaman berteman dengan robot berteknologi AI. Sungguhkah, kita manusia sudah kalah ramah dengan robot?

Sadarkah, di era teknologi sekarang ini sebagian banyak proses komunikasi interpersonal berlangsung melalui saluran telepon genggam pintar. Untuk menakar kadar kehangatan komunikasi kita, cobalah menjawab 10 pertanyaan di bawah ini.   

  1. Apakah Anda mengalami beberapa hal berikut?
  • Mengirim pesan kepada seseorang namun tak kunjung memperoleh balasan
  • Memperoleh balasan setelah menunggu lama, tapi hanya dijawab singkat
  • Jawaban yang diterima hanya berupa emoji
  • Mendapat balasan tapi tidak sesuai harapan atau jawaban kurang menyenangkan
  • Hanya dibaca (layaknya surat kabar), tanpa dibalas
  1. Apakah Anda melakukan beberapa hal ini?
  • Membiarkan pesan masuk tanpa niat bergegas membalasnya
  • Memilih-milih pesan dari mana dan dari siapa yang akan dibalas
  • Mengutamakan membalas pesan yang dianggap “menguntungkan” atau memberi cuan
  • Mengabaikan pesan dari teman yang biasanya meminta pertolongan
  • Hanya merespons cepat, pesan yang berkaitan dengan pekerjaan atau orang yang dianggap penting.

Jika sebagian besar masyarakat modern mengalami lima hal dalam poin 1 dan melakukan lima hal dalam poin 2, maka fixed kualitas komunikasi antarmanusia tengah dalam masalah. Tidak harus pakar atau sarjana komunikasi untuk mampu membangun kehangatan komunikasi, melainkan hanya perlu punya kebaikan dan kerendahan hati serta memiliki empati.

Secara teori, Joseph A. Devito dalam bukunya Komunikasi Antarmanusia (1997: 259-264) mengemukakan lima sikap positif yang perlu diperhatikan ketika seseorang melakukan komunikasi interpersonal. Lima sikap positif tersebut, meliputi: Keterbukaan; Empati; Sikap Mendukung; Sikap Positif; dan Kesetaraan.

Dalam pengertian bebas, kelima hal itu dapat dipahami sebagai berikut:

Keterbukaan, dalam artian dapat menerima masukan dari orang lain dan berkenan menyampaikan informasi penting kepada pihak yang memerlukan. Bersikap terbuka dan apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi karena motivasi tersembunyi.

Sedangkan empati, ialah kemampuan seseorang untuk merasakan jika seandainya berada pada posisi orang lain, dapat memahami dan merasakan sesuatu yang sedang dialaminya, serta mampu memandang persoalan dari sudut pandang orang lain.

Lantas sikap mendukung ditunjukkan kepada lawan komunikasi dengan cara memilih penggunaan bahasa yang menimbulkan perasaan orang menjadi senang dan bersemangat. Bukan bahasa yang terkesan menyalahkan dan menjatuhkan, tidak pula bersikap defensif.  

Sementara sikap positif dilakukan dengan cara menggunakan perasaan dan pikiran positif, bukan prasangka dan curiga terhadap orang lain. Selalu memiliki sudut pandang positif dalam berinteraksi antarpribadi. 

Kemudian kesetaraan, dapat terwujud apabila kita menempatkan diri setara dengan lawan bicara, menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda, dan mengakui pentingnya kehadiran orang lain. 

>>>ada lanjutannya…

Leave a Reply