Nguri-uri tradisi kenduri ala Rumah Simbah

Masyarakat etnis Jawa yang merantau ke daerah lain tentu ada hal-hal tradisional yang dirindui untuk dapat ditemui di tanah perantauan. Semisal tradisi kenduri, sebuah perjamuan makan bersama dengan suguhan nasi berikut aneka lauk-pauk dan sayur urap di dalam tampah.

Barangkali menunya tak terlalu istimewa, akan tetapi suasana kebersamaan dan kesan agak berebutan membuat momen kenduri terasa seru dan membuat lahap saat bersantap. Belum lagi ada buah tangan berupa nasi berkat yang dikemas dalam besek bambu, membuat anggota keluarga menunggu-nunggu mereka yang pulang dari acara kenduri.

Masyarakat Jawa umumnya sangat “niat” ketika menggelar acara selamatan. Mereka memikirkan betul bagaimana menyiapkan suguhan yang layak, baik dari segi rasa maupun tampilannya. Helatan hajatan bukan layaknya ajang pengumpulan donasi, melainkan sarana sedekah dan penghormatan kepada tamu undangan. Di luar hajat tertentu yang dimintakan doa bersama pada kesempatan itu.

Baiklah, tak perlu menahan rindu terlalu lama untuk menjumpai lagi tradisi mengesankan itu. Rumah Simbah mewujudkan angan-angan tersebut dengan menggelar acara “Kenduri Akhir Tahun”, Selasa malam (31/12). Segenap tetangga dan handai tolan diundang untuk mengenal tradisi kenduri dengan nasi berkat yang lazim menyertainya.

Ada pula kudapan apem khas Jawa yang dipanggang dadakan panas-panas. Keseruan tak hanya berlangsung saat bersantap nasi kenduri dalam tampah, tetapi juga tontotan layar tancap yang digelar hingga tengah malam, sekalian menyongsong pergantian tahun baru menuju 2025.

Begitu cara Rumah Simbah mengumpulkan orang, bergembira bersama, sembari menguri-uri tradisi kenduri.(Siz)

Leave a Reply