Mengenal Amuba, sekolah budi pekerti di Depok

Banyak rumah belajar di luar sana yang didirikan secara swadaya oleh masyarakat, tapi mungkin tidak banyak yang memiliki konsen pada pendidikan budi pekerti. Di antara yang sedikit itu, ada sekolah Amuba yang dirintis oleh seorang dokter gigi di Depok. Cerita perjalannya tertuang dalam video berikut:

Depok, Jawa Barat (Rumah Simbah)-Empat tahun lalu, seorang dokter gigi Ratna Indrati beserta keluarga pindah rumah baru di Kavling Arsitek Jalan Raya HM Yusuf Depok, di belakang pusat perbelanjaan Pesona Square. Ia tertegun melihat lingkungan sekitarnya yang memprihatinkan baik dari aspek pendidikan maupun peradaban. Masih banyak warga yang pemabuk, preman, dan penjudi.

Dia yang merupakan spesialis ortodonsia _meski tak terkait dunia pendidikan_ merasa sengaja dikirim Alloh SWT ke lokasi itu untuk membangun peradaban yang lebih baik di lingkungan tempat tinggalnya.

Rata-rata warga di lingkungan rumahnya merupakan korban penggusuran dari pembangunan pusat perbelanjaan, yang kemudian bergeser ke wilayah belakang Pesona Square. Dalam sekejab mereka memiliki uang dalam jumlah cukup besar namun rupanya tidak dipergunakan untuk usaha yang berkelanjutan. Walhasil, mereka kini kembali hidup dalam kesederhanaan.

Dengan kondisi para orang tua yang kekurangan dan pendidikan rendah, dokter Ratna bertekad untuk menyelamatkan pendidikan dan peradaban anak-anak mereka, dengan mendirikan sekolah budi pekerti, yang dinamai Amuba (Anak Muda Bangkit).

Meski niat baik itu tak langsung bersambut hangat oleh masyarakat kala itu, beruntung ia memiliki suami yang seorang dosen dan anak-anak yang mendukung penuh perjuangannya. Sejak awal gagasan, dukungan juga diperoleh dari Ketua RT setempat, Aripin, yang seorang sarjana pendidikan dan peduli edukasi masyarakat.

Kolaborasi mereka perlahan berhasil mengumpulkan anak-anak hingga sekitar 80 orang dalam rentang usia sekolah TK sampai SMA.

Ratna dan Aripin memiliki keresahan yang sama terhadap persoalan dekadensi moral di negeri ini. Karenanya Amuba didedikasikan sebagai sekolah untuk pemupukan kepribadian dan mempertebal pelajaran adab. 

“Sekolah ini adalah sekolah pemupukan kepribadian, pendidikan budi pekerti, saya sangat tertarik tentang hal itu karena dekadensi moral generasi Indonesia ini kan sangat besar, tergerus oleh masukan dari luar negeri, oleh teknologi, sehingga perlu kita perkuat, seperti halnya waktu kita kecil dulu,” tutur Ratna kepada kru Rumah Simbah.  

Agar sekolah yang dia selenggarakan menarik minat banyak anak, pendidikan budi pekerti dikamuflase dalam program pembelajaran Bahasa Inggris. Pun pelajaran baca tulis hitung (Calistung) juga diberikan supaya anak-anak itu memiliki prestasi unggul di sekolah formal.

Selainnya, mereka diajak dalam berbagai permainan seru sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan. Namun di sela-sela itu semua, tetap diselipkan pelajaran tentang adab dan budi pekerti dengan praktik sikap berperilaku dalam keseharian. 

“Saya kadang membersamai jalan anak-anak pemulung itu. saya tarik gabung di sini, mereka bermain bersama, kita ajari adab makan, adab menyapa orang, penuh riang gembira,” cerita Ratna.

Sekolah Amuba telah berlangsung selama empat tahun dan akhirnya sedikit demi sedikit anak-anak didik itu sudah menunjukkan perkembangan kemajuan. Hal itu membuat para pendiri dan penyelengaranya bahagia.(Aripin)

Dokter Ratna saat mengajar anak-anak di Sekolah Amuba, Minggu (13/4/2025). (Rumah Simbah/Aripin)
Suasana keseruan di Sekolah Amuba, Minggu (13/4/2025).(Rumah Simbah/Aripin)
Adab dan tata krama menjadi pelajaran utama di Sekolah Amuba, Minggu (13/4/2025). (Rumah Simbah/Aripin)

Leave a Reply