Kegiatan menari merupakan sarana ekspresi diri _termasuk anak-anak_ karena terdapat olah fisik dan kreativitas seni sekaligus, yang baik dalam mengasah kecerdasan kinestetik. Terlebih jenis menari yang atraktif seperti gerakan tari mayoret dalam rangkaian drumband. Tayangan video berikut akan menggambarkannya:
Semarang, Jawa Tengah (Rumah Simbah) – Siapa sangka dari aktivitas menari dapat menciptakan jiwa yang tangguh. Penggiat kesehatan mental berbasis budaya, Dyah Pitaloka Putri Sutanto, S.Psi. mengungkapkan bahwa ketika anak menari tidak sekadar menggerakkan tubuhnya tapi sedang membangun fondasi yang sangat mendalam yakni jiwa yang tangguh, empatik, dan juga siap bertumbuh untuk menjadi manusia seutuhnya.
Menari merupakan salah satu jenis seni yang komprehensif dengan manfaat begitu kompleks, baik untuk pengembangan motorik, kognitif, sosial emosial juga kesehatan tubuh.
Menari membantu anak belajar koordinasi gerak tangan, kaki, dan tubuh secara seimbang dan teratur. Gerakan tari yang bervariasi melatih kelenturan dan keseimbangan tubuh anak. Menari secara teratur membantu memperkuat otot-otot tubuh, terutama kaki, perut, dan punggung.
Dalam konteks pengembangan kognitif, dalam kegiatan menari anak-anak akan belajar mengingat urutan gerakan tari, yang membantu meningkatkan daya ingat dan konsentrasi. Seni ini juga memberi ruang bagi mereka untuk mengekspresikan diri. Ketika memahami dan mengikuti irama musik serta gerakan tari, hal itu melatih kemampuan berpikir logis dan analitis.
Belajar tari juga mengajarkan tentang kepemimpinan, yaitu dari latihan disiplin, kesabaran, dan kerja sama dalam kelompok. Saat berpartisipasi dalam pertunjukan tari dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan berinteraksi sosial anak. Selebihnya, menjadi sarana yang baik bagi anak untuk mengekspresikan emosi dan perasaan mereka melalui gerakan tubuh.
Belum lagi manfaat lain bagi kesehatan raga, yakni sebagai aktivitas fisik yang baik untuk meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru, dapat membantu melepas stres dan memperbaiki suasana hati, serta menjadi cara yang menyenangkan untuk membakar kalori dan menurunkan berat badan.
Dengan segudang manfaatnya bagi proses pengembangan diri tersebut, maka tak berlebihan bila Dyah Pitaloka menyebut bahwa keterampilan non-teknis yang diperoleh dari menari menjadi keunggulan yang tidak dapat tergantikan oleh kecerdasan artifisial (AI) sebagai modal menaklukkan tantangan zaman.(Siz)


