Jangan menggantung janji
Rupanya tidak semua orang memahami betapa penting memperbarui informasi ketika sebuah pembicaraan yang mengandung janji, kesepakatan, atau komitmen mengalami perubahan.
Mungkin di antara kalian ada yang merasa gemas terhadap orang-orang yang kata-katanya tidak bisa dipegang. Kesepakatan bisa tertunda, urung dan batal kapan saja tanpa terlebih dulu memberi tahu atau konfirmasi.
Dalam urusan sehari-hari barangkali banyak yang menganggap sepele persoalan cedera kata yang tidak terlaksana. Tetapi bila kebiasaan buruk itu terjadi berulang-ulang maka akan berproses dalam membentuk watak yang berpengaruh pada integritas dan reputasi seseorang.
Kebiasaan menggampangkan omongan tanpa perlu bertanggung jawab untuk menunaikan, bisa merugikan orang lain karena dalam posisi berharap atau menunggu.
Berikut adalah beberapa contoh kalimat yang mengandung janji hingga kesepakatan:
- “Rumahmu di sebelah mana, nanti saya mampir ya. Tolong sharloc dong”.
- “Kalau perlu ketemu Pak Kades, saya bisa kok mendampingi”.
- “Baik, kita tunda event ini akhir bulan, tanggal berapa tepatnya nanti menyusul ya”.
Ketiganya adalah contoh dari janji ringan sampai sebuah kesepakatan yang memerlukan tindak lanjut dan konfirmasi bila tertunda atau bahkan tidak jadi.
Apakah boleh, kita yang mengutarakan hal itu lantas melupakan begitu saja tanpa ada ralat atau pembaruan (update) informasi terkait jadi tidaknya. Tentu tidak, seseorang yang telah melontarkan omongan bila itu mengandung janji atau kesepakatan mestilah mengupayakan untuk memenuhinya.
Kalaulah terpaksa tidak dapat dipenuhi, harusnya karena ada halangan atau kendala yang tidak dapat dihindari. Bukan oleh sebab yang bersangkutan menggampangkan dan tidak merasa memiliki kewajiban untuk menunaikan apa yang telah dibicarakan.
Bahkan tatkala sebuah janji berpotensi tidak dapat dipenuhi, kita sebaiknya bergegas memperbarui informasi kepada seseorang penerima janji, agar dia bakal memaklumi jika nantinya hal yang dijanjikan itu batal. Apalagi untuk kesepakatan yang jelas-jelas batal, tentu membutuhkan ralat dan pemberitahuan lanjutan.
Intinya, jangan membuat orang lain terbiarkan tanpa pembaruan informasi yang membuatnya menunggu sesuatu hal tak pasti. Batal tapi pasti, masih lebih baik daripada hanya tertunda namun tanpa konfirmasi.
Biasakan kata-katamu dapat dipegang, untuk tegaknya reputasi baik tentang dirimu. Sementara, berhentilah berurusan dengan orang yang:
- Tidak menghargai waktu
- Tidak menghargai hubungan dan…
- Tidak menghargai kata-kata (kesepakatan).
Karena, calon orang besar tidak bersikap demikian!