Berkendara tanpa arah, ke mana saja membersamai kehendak hati. (Rumah Simbah/Maylo)
Jalan-jalan yang direncanakan dengan tujuan telah ditentukan, di mana letak keseruannya? Kenalkan, gaya dolan spontan tanpa tujuan, bermodal mental petualang, dan semangat eksplorasi wilayah asing. Tayangan video berikut akan mengenalkan cara Mblangsak itu…
Sebagian besar orang biasanya merencanakan acara jalan-jalan dengan rute dan tujuan yang telah disiapkan, termasuk dengan riset kecil-kecilan terlebih dulu. Itu cara tamasya yang amat biasa.
Coba ubah cara jalan-jalanmu dengan gaya yang mengandung unsur petualangan, meski bukan bepergian yang terlampau jauh.
Catatan pertama adalah perjalanan ini bersifat spontan, dan tanpa arah tujuan, hanya berjalan mengikuti arus keinginan. Kemudian, tidak menggunakan kendaraan roda empat, karena kalau mengendarai mobil hanya melaju di jalanan besar.
Gunakan sepeda motor, agar lebih leluasa untuk menelusuri jalanan kecil, terjal, berliku dan bahkan bisa bertemu jalan buntu.
Pantangan ketiga adalah menggunakan peta digital, demi menikmati sensasi “mblangsak” dan pengalaman nyasar. Dengan ketiadaan semua itu, kalian bisa merasakan seperti jadi orang hilang.
Aksi petualangan dimulai dengan memasuki wilayah asing, yang cenderung pelosok dan terpencil, bertopografi belantara. Lalu telusuri setiap ruas jalan secara acak sesuai insting dan kehendak hati.
Nikmatilah perjalanan tanpa arah itu, niscaya kamu akan mendapati banyak kejutan. Mulai dari melihat hamparan persawahan dan dapat berhenti sejenak menyapa petani di sana. Mungkin terdapat jajaran perbukitan, bertemu sungai, berpapasan dengan binatang liar, atau jika beruntung bisa berjumpa dengan penjaja buah yang baru petik dari pohon dan sayur segar hasil panen petani.
Jika sang petualang adalah warga urban, tentu hal semacam itu menjadi kejutan indah yang berkesan.
Bagaimanapun kalian perlu mencoba wisata dengan cara tak biasa. Mblangsak bisa menjadi gaya berkelana untuk melepas penat dengan bonus bermacam kejutan. Jika ketagihan, jangan sampai kamu komplain, karena berefek makin jatuh cinta kepada Sang Maha Pencipta semesta.(Siz)
